Jumat, 15 Mei 2009

Dari Kampus Menuju Istana



Dari kampus ke istana, begitulah kira-kira gambaran cawapres yang dideklarasikan oleh pak BeYe malam ini di Sabuga Bandung. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya masyarakat Indonesia mendapat jawaban siapa yang bakal mendampingi Pak BeYe, Boediono seorang ekonom dan teknokrat yang tiba-tiba nyemplung di dunia politik langsung sebagai cawapres. Siapakah sosok Boediono sebenarnya?


Boediono lahir di Blitar, 25 Februari, 66 tahun yang lalu. Putra pasangan suami istri Ahmad Sastro Warjono dan Ny Samilah ini menghabiskan masa kecilnya di Blitar. Pada tahun 1960, setelah lulus dari jurusan C (ekonomi dan hukum), SMA 1 Blitar, berbekal prestasi yang gemilang, Boediono hijrah ke Jogja untuk menempuh kuliah di Fakultas Ekonomi UGM. Belum genap setahun belajar di Jogja, Boediono meminta ijin orang tuanya untuk melanjutkan studi di Australia.

Bachelor of Economics (Hons) didapat Boediono pada tahun 1967 dari University of Western Australia. Gelar Master of Economics diperolehnya dari Monash University lima tahun kemudian. Program doktoralnya beliau tempuh di Wharton School, University of Pennsylvania Amerika Serikat.

Boediono mengawali karirnya sebagai akademisi di Fakultas Ekonomi UGM. Pada tahun 2006 beliau diangkat menjadi guru besar ilmu ekonomi dan berdasarkan daftar dosen Fakultas Ekonomi (sekarang Fakultas Ekonomika dan Bisnis, FEB UGM) beliau masih tercatat sebagai guru besar Jurusan Ilmu Ekonomi dengan golongan IV/c dan pangkat sebagai pembina utama muda. Beliau bahkan masih mengajar mata kuliah Perekonomian Indonesia pada hari Sabtu meskipun pada waktu itu beliau telah menjabat sebagai Gubernur BI.

Perjalanan karir Prof. Dr. Boediono, M.Ec. di pemerintahan dimulai ketika Presiden B.J. Habibie pada waktu itu mengajaknya bergabung didalam Kabinet Reformasi Pembangunan sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. Pada tahun 2001 beliau menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Gotong Royong, di era ini ditangannya Indonesia berhasil keluar dari lingkaran IMF dan menurut BussinesWeek beliau dinilai sebagai menteri yang berprestasi pada kabinetnya. Boediono kembali dipanggil menjadi menteri saat terjadi reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu menggantikan Aburizal Bakrie sebagai Menko Perekonomian. April 2008, Boediono disetujui DPR sebagai satu-satunya calon Gubernur BI usulan SBY menjadi Gubernur BI.

Terlepas dari kontroversi pencalonan Boediono sebagai Cawapres, nyatanya pasar merespon positif terhadap pencalonan ekonom yang disebut-sebut sebagai neo liberalis ini dengan menguatnya rupiah dan naiknya IHSG relative beberapa hari ini. Prestasi-prestasi yang telah dicapai beliau pada saat menjabat dalam pemerintahan tampaknya semakin mengukuhkan beliau sebagai ekonom yang handal.

Dalam pidatonya di acara pengukuhan capres SBY dan Cawapres Boediono di Sabuga tadi, Boediono tampaknya ingin menepis kekhawatiran masyarakat tentang alirannya yang neo liberal. Beliau berkata bahwa pasar bebas tidak selalu bisa dibiarkan sebebas-bebasnya, saat ini Indonesia menggugat intervensi dari luar maupun dalam. Sebagai warga negara yang baik, gw hanya bisa berharap semoga bila nantinya beliau terpilih maka bangsa Indonesia bisa menjadi lebih baik dan kebijakan-kebijakan yang diambil adalah pro rakyat mengingat latar belakang beliau berasal dari kampus kerakyatan dan tentunya rekan-rekan beliau maupun mahsiswa-mahasiswanya di UGM khususnya turut mengawasi dan mengontrol kinerja pemerintah terutama Boediono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar