Sabtu, 30 Januari 2010

Sebuah Catatan



Gatot, akronim ini sepertinya lebih dari cukup untuk menggambarkan ujian kemarin. Gagal total dan memang ancur banget menurut saya. Dari delapan mata kuliah, tidak ada satu pun yang saya yakin bisa mengerjakan, bahkan untuk mata kuliah hapalan sekalipun. Sepertinya otak saya baru saja dicuri sebagian atau terdepresiasi karena usia, tapi saya gak mau menyalahkan otak saya yang ilang, berkurang atau dirampok. Lalu salah siapa?! salah emak gue, salah dosen gue, salah temen gue, atau salah burung bapak kost gue, yang pasti bukan salah mereka semua (ya iyalaaahhhhh....!!!). Beberapa hari setelah ujian kemarin saya sempat pulang ke [jogJA]KARTA, sepanjang perjalanan pulang saya berusaha mengevaluasi diri, sebenarnya apa yang salah dengan saya, karena saya percaya kegagalan ujian saya kemarin merupakan kesalahan saya sendiri, sesuai quotes dari salah seorang tokoh "when you think that the problems are out there, stop thinking, the problem is yourself".

Saya yakin, saya sebenarnya mampu, karena menurut saya soal-soal kemarin itu bobotnya tidak lebih berat dibanding dengan semester sebelumnya, bahkan ada beberapa mata kuliah yang karakteristik dan bobot soalnya lebih mudah dengan materi yang sama seperti semester satu. Lalu apa yang membuat saya merasa tidak bisa menyelesaikan tahapan ujian kemarin. Pertama mungkin karena faktor lingkungan, sependek pengamatan saya, teman-teman saya sekelas tampaknya enjoy-enjoy saja dan lancar dalam mengerjakan ujian mid term kemarin. Memang sih kelas saya temasuk kelas dengan anak-anak yang extraordinary (just little 'extra', but it's make wide space from ordinary), tapi tetap saja hal itu bisa berpengaruh terhadap nilai akhir saya. Ibaratnya, bagaimana mau ngatrol nilai kalau yang nilainya 90% aja ada tiga sampai lima orang. Kedua, ujian kemarin saya benar-benar kehabisan waktu untuk sekadar mengerjakan semua soal, padahal di ujian-ujian sebelumnya saya selau punya extra time untuk mengecek kembali jawaban-jawaban, kali ini boro-boro ngecek, selesai aja kagak. Last but not least, saya rasa beberapa dosen saya sekarang adalah orang perfeksionis, it means that everything must be perfect. Lengkaplah sudah penderitaan saya terjebak dalam suasana yang harusnya membangun tapi justru melumpuhkan karena kesalahan saya sendiri.

Let bygones be bygones, that's over. Just little 'extra', sepertinya itu yang harus saya lakukan agar bisa selamat hingga setengah semester ini, syukur-syukur tak perlu berlari di semester genap. Semoga saja, semua sesuai rencana dan konsentrasi dapat berjalan seiring dengan konsistensi.



*** postingan dikala rembulan malu-malu berlindung dibalik awan, sementara alunan musik klasik terus berdendang mengusik malam menuntut sebuah kejelasan. tambah gak jelas lagi kenapa harus ditambahi footnote, biarlah, toh juga blog-blog gw sendiri yang baca juga gw sendiri. whatever lah.... 'makin geje'... sudahlah... biarkan bintang berkelana di kehidupan malam ibu kota.