Senin, 29 Juni 2009

Kuliah Ngirit Hasil Selangit



Buat yang masih bingung kuliah dimana, buat yang pengen kuliah tapi duit pas-pasan, buat yang bosen kuliah di tempat yang sekarang. Sekolah kedinasan macam IPDN, STPN, STTD dan kawan-kawan bisa menjadi alternatif pilihan. Tetapi khusus buat siapa aja yang pengen dapet tambahan belajar ternak kambing (just other side:.), hanya ada di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara alias STAN (gak pake E, tar bikin takut anak2,hehehe). Buat masukan aja, gw punya beberapa pertimbangan tentang STAN


1. Gratis. Ini yang pertama dan yang paling utama bagi pertimbangan banyak orang. Kata para alay, hari gini siapa sih ya ng gak mau barang gratis (ngomongnya sambil mulut monyong ke mana-mana). STAN emang sampai saat ini free of charge alias gretongan. Buku pelajaran juga dipinjemin trus dikasih buku tulis juga. Jadi bisa dibilang kuliah di STAN cuma butuh dana buat hidup doang, dan itu jumlahnya gak banyak coz di sekitar STAN tarif segala sesuatu relatif murah, hampir sama lah kayak di daerah.

2. Dapet kerja. Di jaman serba susah ini dimana perekonomian dunia sedang lesu, berimbas juga pada lapangan pekerjaan yang semakin terbatas. Biasanya kalau kuliah kan orientasi kedepannya cari kerjaan, nah di STAN udah langsung dapet kerja di lingkungan Depkeu dan sekitarnya. Isu yang beredar kalau saat ini STAN udah gak ikatan dinas lagi belum terbukti, dan sampai lulusan tahun lalu masih ditempatkan. Kalian pikir aja deh, Depkeu itu paling jarang buka lowongan, paling lima tahun sekali, itupun yang daftar banyak banget dan pada rusuh (pengalaman pribadi). Setiap tahun kan pasti ada pegawai yang pensiun, nah penggantinya itu kebanyakan dari STAN, itu juga yang menyebabkan kuota penerimaan selalu berbeda-beda tiap tahunnya. Jadi kalau kalian pengen kerja di Depkeu dan sekitarnya, STAN bisa jadi alternatifnya, kan belum tentu kalau kuliah di tempat lain pas lulus, pas kebetulan pula lagi ada lowongan. Take a chance when you can.

3. Gak perlu gaya. Pernah gak masuk kampus trus bingung dikira nyasar ke mal. Kalau di kampus laen (baca:kampus gw yang lama), kan baju berkerah bebas rapi tuh, liat deh dandanan anaknya, cewek khususnya, pasti kayak mau ke mal alias modis abis. Di satu sisi sih enak dilihat, gak monoton, tapi di sisi lain boros karena harus punya beberapa potong pakaian, gak mungkin kan ke kampus pake baju itu-itu aja. Di STAN gak bakalan dah ada yang kayak gitu, semua seragam, atasan kemeja warna cerah bawahan celana/rok bahan gelap, cukup satu stel pakaian bisa dipakai seminggu, cucinya pas weekend atau kalau males bisa sebulan kagak dicuci (bukan gw banget), itu juga kalau temen-temen lo gak pada komplain sama bau apeknya. Bahkan kalau spesialisasi Bea Cukai dikasih seragam.

Itu di atas menurut gw adalah segi baik-baiknya, nah selanjutnya ini perbandingan dengan jurusan sejenis di kampus kerakyatan di Jogja sono alias pengalaman gw pribadi.

4. Gw pernah baca tulisan di internet yang intinya bahwa dosen di STAN hebat-hebat alias pendidikannya tinggi trus orang penting pula. Kalau dibandingin sama tempat gw dulu jauh lah, disana doktor semua cing, nah kalaupun baru S2 pasti dari luar negeri trus pasti lagi nungguin beasiswa doktor. Di STAN doktor cuma dikit aja bangga.
Trus kalau di sono, dosennya profesional, gak ganti-ganti jadwal seenaknya, trus kalau ditanyai materi yang "advance" gitu, jawabnya mantep, jelas dan ilmiah coz dosennya capable semua. Kalau di sini, baca dah tulisan gw sebelum-sebelumnya.

5. Kuliah di sono hasilnya (baca:penghasilannya) bisa lebih tinggi bisa lebih rendah alias rangenya lebar. Misalnya ada yang lulus jadi tukang tambal ban tapi ada juga yang jadi direktur perusahaan. Di sini hasilnya hampir sama lah alias rata2 menengah kalau di masyarakat kita, secara PNS di Depkeu dan sekitarnya gitu (amien....). Kalau kalian risk taker atau pengen buka usaha aja abis lulus, mendingan sih di UI atau UGM, tapi kalau kalian pengen jadi pegawai, mending ke STAN aja dech.

6. Fasilitas. Kalau bicara fasilitas emang di sini jauh banget, wifi baru dipasang tapi masih lemot banget. Kelas juga kadang ber-AC dingin kadang cuman jadi ACesoris, LCD terbatas pa lagi CCTV buat keamanan, cuma satu kalau gak salah. Kalau di sana, sambil kencing juga bisa konek, trus AC, LCD, komputer merupakan standar tiap kelas, setiap tempat bisa buat narsis karena banyak CCTV.

7. Kuliah di sini cuma sepuluh bulan per tahunnya, 16 pertemuan alias 16 minggu tiap semester ditambah UTS dua minggu, habis minggu ke-8, sama UAS di akhir, sisanya libur, kayak SMA gitu dah pelajaran udah ditentuin, tinggal kuliah, ujian trus libur. Kalau di sono kan ada minggu tenang sebelum UAS trus ada SP trus pake ngisi KRS pula.

8. Setiap ujian sehari cuma satu, jadi belajarnya bisa lebih konsen, gak kayak di sono ujian kadang bisa tiga sekalian kadang pake libur segala.

Tulisan ini hanya pandangan gw semata, yah berbagi pengalaman lah coz gw dulu juga bingung antara ninggalin Akuntansi UGM yang udah setahun lebih atau Akuntansi STAN yang notabene mulai lagi dari awal. Tapi melalui petunjuk-petunjuk Allah dan orang tua serta hasil pemikiran jernih tentang ekspektasi masa depan dan mengesampingkan kenyamanan jangka pendek, maka gw memilih di sini sekarang dengan segala kekurangannya serta terus berharap semoga berjalan sesuai dengan rencana,amien....:)



*NB: kalau mau daftar STAN klik www.stan.ac.id btw pra pendaftaran di undur tutupnya sampai tanggal 7 Juli coz servernya sering error.

Poem from Jogja



Angin malam yang semilir menyapa aku malam ini
Bulan sudah setengah perjalanan menerangiku dengan cahayanya yang sempurna
Ribuan bintang menyebar di luasnya cahaya malam
Entah mengapa mataku sulit terpejam
Begitu berat bagiku untuk melewati malam yang begitu indah ini hanya dengan meringkuk di balik selimut
Sayang rasanya jika aku harus melepaskan pelukanmu yang begitu hangat,
pelukan yang selalu menyambutku ketika aku pulang
Perubahan demi perubahan tak mampu menggoyahkan diriku untuk mencari pengganti yang lain
Mungkin aku memang mendua tetapi mereka takkan mampu menyaingi pesonamu
Pesona yang membuatku nyaman dan ingin selalu kembali
I'll go back just to see you

Senin, 08 Juni 2009

Aku dan Bulan



Kata para ahli ketika purnama datang, terjadi kekuatan grafitasi antara bulan dan matahari yang sangat kuat sehingga menyebabkan di laut terjadi pasang yang tinggi. Mungkin kekuatan ini juga yang sering membuatku betah berlama-lama memandangi bulan yang sedang bercahaya sempurna.

Terlebih lagi saat beberapa special moment yang kulalaui selalu ada bulan menemani. Bulan selalu hadir saat aku sedang bersama sahabat-sahabatku, melewati malam bersama. Berbagi cerita tentang arti sebuah hidup dan persahabatan.

Aku suka bulan ketika sore sedang beranjak menjadi malam, cahayanya masih orange, warnanya menyatu dengan lampu-lampu jalan di Jogja yang rata-rata berwarna kuning, it's absolutely very beautiful. Aku betah berlama-lama duduk di balkon rumah memandangi bulan yang masih malu-malu bersembunyi di balik pohon mangga tetangga sembari menghabiskan segelas teh hangat sambil sesekali diselingi oleh deru mesin pesawat yang mengaburkan suara radio di kamarku.

Ketika tengah malam beranjak, suara kendaraan di tengah kota mulai berkurang, kehidupan malam pun baru dimulai. Aku tertarik dengan bulan dengan siluetnya mirip sekali dengan air yang beriak, menyerupai tata surya dengan bulan sebagai pusatnya dan bintang bertebaran di sepanjang orbitnya masing-masing. Cahayanya yang putih menyeruak masuk melalui kisi-kisi kaca kamarku ketika selimut yang lembut mulai membungkus tubuhku, seakan menemaniku di dalam hari yang gelap.

Bulan seakan-akan menghubungkanku dengan semua orang dekatku, dimanapun mereka melihat bulan, seperti salah petikan lagu ost. kambing jantan "lihatlah bulan yang sama agar kita terasa dekat". Bulan juga selalu mengingatkan rasa kesendirianku, membuat otakku seperti memutar kembali rekaman-rekaman yang sangat indah bersama orang-orang terdekat. I hope that someday, i can enjoy the moon with my special person. It can be you?