Sabtu, 25 Juli 2009

Seandainya Saya [masih] Disana



Lama juga gak ngeblog, bahan sebenarnya banyak, apa lagi kemarin sempet pula liburan singkat di Jogja, tetapi untuk mengolah menjadi sebuah tulisan siap saji (macam opor ayam aja) rasanya muales buangeeettt... (lebay mode: on). Selain penyakit males yang sangad, sebenernya saya tetep nulis tapi lebih kepada microbloging alias update 'twitter' doang, niat awalnya sih twitter sebagai platform, ide cerita, dari postingan di sini tapi ya itu 'lazy crazy boy' lagi kunjungan kenegaraan,,,,hahahaha.

Hari ini tepat dua minggu saya kembali ke Jakarta setelah liburan selama seminggu, dikit lebihnya, di Jogja. Seminggu merupakan waktu yang lumayan untuk sekadar 'bernostalgila' mengingat sering juga saya pulang. Tapi dua minggu terasa lama sekali saat menghabiskan waktu di Jakarta, rasanya pengen pulang terus.

Kalau boleh berandai-andai nih, pengen deh punya pemutar waktu kayak yang dipake Hermione di cerita Harry Potter. Jadi bisa menjalani dua kehidupan diwaktu yang sama. Misalnya ny kayak kemaren pas mama telpon, "mas, adek menang debat Inggris [lagi] lho..!! trus ny mama papa lagi ditraktir, kamu beli makan yang enak sana tar duitnya diganti adek". what...!!! Kalau niat makan enak mah tiap hari juga bisa, kan beda rasanya makan sendiri trus duitnya diganti sama makan bareng-bareng trus dibayari walaupun judul besarnya ditraktir tapi 'fell'nya tetep beda.

Ada juga tuh, temen-temen SMA pada mau reunian besok tanggal 8 Aug. Nyesel juga sih gak bisa ikut padahal saya juga ikut urun rembug masalah kumpul-kumpul itu. Alasan saya gak bisa dateng coz tu kan deket-deket ujian, dan kebiasaan dosen kayaknya belum berubah, banyak kosong diawal, stripping menjelang ujian. Minggu depan aja udah mulai menunggu kuliah pengganti dan tugas-tugas yang tiba-tiba menggantung kayak belatung,,,:: Mana bisa saya pergi meskipun cuma sebentar. Kayak begini ny akibatnya kalau kuliah jadwalnya paling nyleneh, yang laen libur yang sini kabur,,,hahahaha.

Belom lagi, saya ngiri deh ama temen-temen kampus saya dulu yang saat ini lagi sibuk-sibuknya ngurusin ospek alias SIMFONI, susana kepanitiaanya tu bikin enjoy, meskipun harus rapat berjam-jam, muter-muter kesana-sini lah, tapi seneng, seru plus asik aja gitu. Di kampus saya sekarang pun sebenarnya juga lagi pada ribet daftar panitia buat ngurusin ospek tapi saya males jadi panitianya, lha wong jadi peserta aja saya gak excited banget kok, menurut saya terlalu gimana gitu.

Tapi sayangnya itu cuma andai-andai saya. Saya cuma muggle biasa, bahkan tongkat sihir saja saya tidak punya, apalagi kenal sama Prof. Dumbledore buat pinjem pemutar waktu, itu hanya mimpi belaka. Akhirnya saya hanya bisa memilih, karena hidup itu adalah pilihan dan hidup terlalu singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah oleh karena itu saya memilih di sini sekarang, semoga ini merupakan pilihan yang terbaik buat saya. Sekian (macam pelem taon gak enak .:).



*untuk mengusir gundah gulana hati saya, menu diet malam ini adalah 'gultik' Bulungan. Selamat malam minggu semua.
'gultik' gosipnya gulai tikus tapi itu kagak bener, yang bener gulai tikungan,,,, hahahaha

Senin, 06 Juli 2009

Orang Jawa yang Selalu 'Untung'



Kemarin terjadi kecelakaan antara kereta api Prameks (Prambanan Ekspres) dengan sebuah mini bus di daerah Ceper, Klaten. Kecelakaan itu setidaknya menewaskan 16 warga Sragen, penumpang mini bus yang sedianya akan mengantar salah satu warganya menikah. Diantara para korban ada sebuah keluarga yang hanya tersisa dua orang sementara tiga lainnya tewas. Ketika ada media yang mewawancara, keluarga yang ditinggalkan berkata "masih untung mas, saya dan salah satu anak saya bisa selamat".

Kalau dilihat dari ilmu matematika ataupun akuntansi, sebenarnya bapak itu rugi. Mau untung dari mana orang tadinya keluarganya lima sekarang cuma tinggal dua kok dibilang untung, untung dari Hongkong. Kalau dilihat dari ilmu psikologi (bener ga ya, cmiiw), bapak tersebut sebenarnya hanya berpikiran positif. Beliau bersyukur karena dua lebih baik daripada tidak ada meskipun tidak lebih baik dibanding lima.

Sependek pengetahuan saya, orang Indonesia, Jawa khususnya, entah cuma karena latah atau memang tulus dari hati, selalu mengucap kata 'untung' dihampir setiap kejadian buruk yang dialami. Misalnya orang yang jatuh dari motor seringkali ngomong "untung cuma motornya yang lecet" kalaupun tangannya patah, "untung kakinya ga kenapa-kenapa". Pokoknya berapapun besarnya kerugian tetapi tetap untung. Mungkin hal ini pula yang menyebabkan orang jawa banyak yang namanya "untung" atau " bejo".

Kata dosen saya dulu, orang jawa itu 'hobinya' nrimo. Sifat ini nular juga ke mahasiswa yang kuliah di jawa, Jogja khususnya, sehingga biasanya kalau sudah lulus, ketika sedang wawancara mencari kerja dan ditawari mau gaji berapa, seringkali mereka 'plongah plongoh' bingung. Kalau dilihat sih memang kelihatan sangat santun, tapi sisi lainnya jadi gak punya bargaining power gitu alias kelihatan kurang pede. Mungkin ini efek dari 'nrimo' tadi, fifty percent from five is better than a hundred percent from zero, gitu lah mungkin kira-kira istilahnya.

Susah sebenarnya untuk selalu berpikiran positif. Menyadari bahwa dibalik setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Memang baik kalau kita selalu melihat keatas sebagai motivasi dalam menjalani hidup, tetapi sesekali kita juga perlu untuk melihat ke bawah agar kita bersyukur atas nikmat yang sudah diberikan. Memang 'nrimo' itu baik tetapi kalau bisa diusahakan lebih baik kenapa tidak. Ya to?

Minggu, 05 Juli 2009

I'm Twentieth



Apa yang terlintas di kepala kamu ketika pertama kali mendengar atau melihat angka 20 ataupun kata duapuluh. Gimana kalau itu berhubungan dengan usia. Apakah kamu langsung kepikiran sama Jim Morrison, Kurt Cobain, Jimi Hendrix, dan Heath Ledger para legend yang mati di usia kepala dua, tepatnya 27-an atau Mark Zuckerberg, Yoris Sebastian, Steve Jobs yang sudah meniti kesuksesan sejak usia duapuluhan. Apapun yang ada di otak kamu, yang jelas "I'm twentieth right now". Artinya ini kesempatan ke dua puluh gw menjalani hidup di dunia. Bisa juga diasosiasikan gw sudah menjalani sepertiga hidup jika diambil rata-rata umur manusia adalah enam puluh tahun.

Bagi gw sendiri, memasuki kepala dua berarti mulai saat ini gw bisa dibilang sebagai seseorang yang dewasa, seseorang yang bertanggung jawab atas apa telah yang dilakukan. Dewasa berarti bisa membedakan mana yang baik dan mana yang harus dihindari, berorientasi dan bertujuan hidup yang jelas dan terukur tetapi menyadari bahwa tujuan hidup bukanlah ambisi tetapi sebuah jati diri. Ketika gw sudah menemukan jati diri gw, maka itulah diri gw sendiri. Untuk itulah gw hidup.

Diusia kepala dua, menurut gw adalah momentum dimana perubahan-perubahan besar dalam hidup bakal terjadi. Bila semuanya lancar maka mungkin gw bakal menjadi wisudawan, bekerja, berumah tangga, beranak pinak (macam kucing aja), dll. Di masa ini, semua ilmu dasar kehidupan yang telah didapat diaplikasikan untuk membangun pondasi. Pondasi yang bakal menopang sebuah bangunan kehidupan. Pondasi yang kuat akan menciptakan bangunan yang kuat pula. Bangunan itu nantinya tidak perlu mewah, tetapi gw hanya ingin bahwa setiap bata yang diletakkan untuk membangun didasari atas rasa cinta, kejujuran dan kerja keras, sehingga setiap orang yang memandang bakal langsung mengenali bahwa itu adalah bangunan gw, karena gw, beda.

Finally, goodbye 'teen' with all crazy think that I did and welcome 'tieth' with all challanges that always waiting me. Make sure that everything is done when you make it done. Because life is meaningful.