Senin, 06 Juli 2009

Orang Jawa yang Selalu 'Untung'



Kemarin terjadi kecelakaan antara kereta api Prameks (Prambanan Ekspres) dengan sebuah mini bus di daerah Ceper, Klaten. Kecelakaan itu setidaknya menewaskan 16 warga Sragen, penumpang mini bus yang sedianya akan mengantar salah satu warganya menikah. Diantara para korban ada sebuah keluarga yang hanya tersisa dua orang sementara tiga lainnya tewas. Ketika ada media yang mewawancara, keluarga yang ditinggalkan berkata "masih untung mas, saya dan salah satu anak saya bisa selamat".

Kalau dilihat dari ilmu matematika ataupun akuntansi, sebenarnya bapak itu rugi. Mau untung dari mana orang tadinya keluarganya lima sekarang cuma tinggal dua kok dibilang untung, untung dari Hongkong. Kalau dilihat dari ilmu psikologi (bener ga ya, cmiiw), bapak tersebut sebenarnya hanya berpikiran positif. Beliau bersyukur karena dua lebih baik daripada tidak ada meskipun tidak lebih baik dibanding lima.

Sependek pengetahuan saya, orang Indonesia, Jawa khususnya, entah cuma karena latah atau memang tulus dari hati, selalu mengucap kata 'untung' dihampir setiap kejadian buruk yang dialami. Misalnya orang yang jatuh dari motor seringkali ngomong "untung cuma motornya yang lecet" kalaupun tangannya patah, "untung kakinya ga kenapa-kenapa". Pokoknya berapapun besarnya kerugian tetapi tetap untung. Mungkin hal ini pula yang menyebabkan orang jawa banyak yang namanya "untung" atau " bejo".

Kata dosen saya dulu, orang jawa itu 'hobinya' nrimo. Sifat ini nular juga ke mahasiswa yang kuliah di jawa, Jogja khususnya, sehingga biasanya kalau sudah lulus, ketika sedang wawancara mencari kerja dan ditawari mau gaji berapa, seringkali mereka 'plongah plongoh' bingung. Kalau dilihat sih memang kelihatan sangat santun, tapi sisi lainnya jadi gak punya bargaining power gitu alias kelihatan kurang pede. Mungkin ini efek dari 'nrimo' tadi, fifty percent from five is better than a hundred percent from zero, gitu lah mungkin kira-kira istilahnya.

Susah sebenarnya untuk selalu berpikiran positif. Menyadari bahwa dibalik setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Memang baik kalau kita selalu melihat keatas sebagai motivasi dalam menjalani hidup, tetapi sesekali kita juga perlu untuk melihat ke bawah agar kita bersyukur atas nikmat yang sudah diberikan. Memang 'nrimo' itu baik tetapi kalau bisa diusahakan lebih baik kenapa tidak. Ya to?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar