Jumat, 26 Februari 2010

It's [not] about d Committee



Jurangmangu, 26Feb2010, 10" after midnite.



Seketika orang-orang itu bubar membawa kenangan masing-masing tentang sepotong kisah yang mungkin akan bertumpuk entah di memory sebelah mana. Kumpulan orang yang telah bersama selama berbulan-bulan untuk mewujudkan sebuah tujuan. Orang-orang yang membuatku belajar akan sebuah hal.

Aku sebenarnya bukan orang yang apatis, tetapi kepindahanku satu setengah tahun lalu ke lingkungan ini yang mungkin belum bisa aku terima. Saat itu aku masih dihantui bayang-bayang kehidupanku yang lama, yang menurutku cukup nyaman. Aku pernah mencoba keluar dari zona kesendirian, tapi yang kudapat hanyalah kekecewaan karena aku berekspektasi terlalu tinggi.

Pada akhirnya jiwaku memberontak, dia tidak rela ditipu, dia ingin bersosialisasi, hingga aku mencari kegiatan sejenis yang pernah menorehkan kenangan begitu berharga di kampus biru dulu. Ya, aku berada (lagi) di sekumpulan orang yang berusaha menciptakan kompetisi akuntansi yang bertaraf nasional.

Awalnya, aku masih merasa tidak nyaman dengan orang-orang dan situasi yang terasa asing bagiku. Aku masih saja membandingkannya dengan orang-orang hebat di timku yang dahulu. Bayangkanlah, itu sangat menyiksa, ketika harus memulai kembali lagi dari nol. Menyesuaikan diri dan mencoba memahami alur yang berbeda tentang sebuah cerita.

Akhirnya, aku berada disebuah titik tertentu dan menyadari bahwa hidup ini untuk sekarang dan masa depan, bayang-bayang masa lalu hanya akan membuat kita tenggelam dalam kenangan dan semakin terpuruk. Dengan semangat itulah aku mencoba menghibur diri, membuka mata untuk melihat warna-warni bunga di kebun yang berbeda.

Setiap individu memiliki aroma yang khas, sesuatu yang unik, yang tidak bisa saling ditandingkan. Setiap aroma memancarkan auranya masing-masing, tetapi mereka menyatu hingga setiap orang diluar sana bisa mencium satu wangi yang sama tanpa mendikotomikan darimana asal tiap unsurnya. Kami ingin selalu menampilkan wangi yang terbaik bagi orang diluar sana dan tentunya bagi kami sendiri. Aroma yang lain saling menguatkan ketika ada salah satu wangi yang sedang layu atau bahkan mati, karena kita sebuah keluarga yang (pernah) berada di kebun yang sama. Dan ketahuilah, saat ini aku merasa sangat beruntung pernah menjadi bagian kecil dari mereka, yang mungkin tak mengubah wanginya jikalau tak ada, entahlah.

Biarlah sepenggal kisah ini tersimpan sejenak hingga suatu saat terbuka kembali menjadi sebuah kenangan tak terlupakan, bagaikan mentari yang kembali ke peraduannya tapi tak lupa untuk kembali bersinar. Prove it...!!! I'm already miss this committee....