Bait demi bait lagu di atas mengalun
dengan indah di panggung diiringi petikan gitar akustik, ukulele dan
tiupan harmonika yang sesekali melengking. Budi Doremi begitu dia
dikenal menyanyikan lagu Asmara Nusantara yang mampu membumbungkan
angan ribuan orang malam itu, entah apa saja yang mereka lamunkan.
Beberapa waktu sebelumnya 7icons mengajak kami semua bernyanyi,
berteriak, bergoyang dan berjingkrak-jingkrak dengan lagu-lagu
hitsnya. Saat itu saya tidak sedang berada disebuah konser dengan
tata lampu yang megah atau acara musik stasiun-stasiun televisi sebagai
penonton bayaran yang artisnya kebanyakan lipsing. Malam itu saya
berada di depan panggung sederhana berpenerang tiga lampu fluorescent
putih ber-watt besar dengan sound yang seringkali sember suaranya.
Dibalik semua keterbatasan itu, saya yakin penonton terpuaskan oleh
penampilan artis yang sengaja datang sukarela (kabarnya begitu .red)
untuk menghibur. Artis-artis seperti 7icons, Budi Doremi, Satrio
Alexa dan IndoBeatBox yang biasanya hanya bisa dilihat di layar kaca
dan lagu-lagunya mereka nyanyikan setiap hari kini hadir secara
eksklusif di depan mata. Tanggal 7-8 Juli 2012 kemarin, saya
bergabung dengan 500an volunteer menjadi pendamping bagi sekitar
1000an anak jalan dalam acara Jambore Sahabat Anank XVI, dan hiburan
dari artis-artis tadi adalah salah satu rangkaian acaranya.
Selama dua hari penuh saya melihat sisi
yang berbeda dari mereka yang biasanya berkeliaran dijalan, mereka
yang menyusuri koridor-koridor kereta api, mereka yang dengan gitar
lusuhnya menjual suara demi setoran penyambung nyawa keluarga. Siapa
sih yang ingin hidup di jalanan, setiap hari bergulat dengan
ketidakpastian, kekerasan selalu mengincar, dan nyawa terkadang
menjadi taruhan. Bahkan ketika saya tanya kepada salah satu anak,
meskipun sehari 'omset' mereka diatas 100rb rupiah (jauh diatas
penghasilan saya saat ini), jika mempunyai pilihan mereka lebih
menginginkan meninggalkan jalanan. Selama dua hari inilah Jambore
Sahabat Anak XVI (JSA XVI) berusaha menghadirkan sesuatu yang berbeda
dari kehidupan sehari-hari mereka yang keras.
JSA XVI mengembalikan salah satu hak
dasar anak yaitu, bermain, berlari-larian tanpa batas di area Bumi
Perkemahan Ragunan yang mana menjadi sebuah kegiatan yang sangat
mewah bagi anak jalanan. Acara berlangsung sangat meriah, dihari
pertama diadakan debat cilik dengan berbagai tema diantaranya
menabung, menyeberang jalan dan jajan. Maksud dari debat ini bukan
mencari mana yang benar dan salah, tetapi melatih anak-anak berani
mengungkapkan dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu ada juga
workshop untuk menggali bakat anak-anak dengan tema menggambar,
menulis, musik dan menulis lagu. Di hari kedua adalah harinya games,
beberapa games telah disiapkan panitia untuk diikuti setiap peserta.
Anak-anak juga berkesempatan mencicipi produk-produk sponsor seperti
kopi starbuck, hophop, dan aneka snack yang mungkin belum pernah
mereka rasakan sebelumnya. Canda tawa, senyum ceria tak
henti-hentinya terlihat dari bibir mungil mereka meskipun lelah dan
beban hidup yang berat tetap terpancar dari sorot matanya yang lugu.
Suarakan Impianmu, tema jambore tahun
ini mengharuskan setiap pendamping untuk menggali mimpi adik-adik
dampingannya. Mereka anak tak ubahnya anak-anak lain yang mempunyai
mimpi dan harapan, mimpi-mimpi yang bagi sebagian orang sangat
sederhana ataupun mimpi-mimpi yang tidak saya duga muncul dari
pemikiran anak marjinal. Saya ingat sekali sore itu seorang anak
perempuan menghampiri saya, “kak, udah mau pulang ya? gak ke kebun
binatang ragunan dong kak? aku belum pernah lho ke kebun binatang”.
Ingin rasanya saya berlari menggendong gadis kecil itu, membawanya ke
kebun binatang yang letaknya hanya beberapa ratus meter dari tempat
kami berdiri saat itu seandainya sore itu masih banyak waktu. Salah
satu adik di tenda saya, tenda SMART, mempunyai mimpi menjadi
desainer terkenal seperti Tex Saverio, super sekali menurut saya. Saya hanya bisa meyakinkan mereka bahwa mimpi dan cita-cita mereka tak mustahil untuk terwujud, "perlu ada pengorbanan, perlu ada perjuangan" begitu kata Budi Doremi Sabtu malam lalu.
Dua hari yang sangat mengesankan bagi
saya bisa mengenal dan berbagi dengan mereka yang sangat luar biasa. Mereka yang butuh perhatian bukan hanya uang tanda belas kasihan.
Stop beri mereka uang, jadilah sahabat...!
video salah satu anak (erna) tenda SMART sedang berpuisi, pas versi performance kelompoknya membuat saya harus bersembunyi dibalik kamera karena terharu, sayang belum nemu videonya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar